Dari sudut ini kupandang jelas wajah wanita itu, wanita yang
berkisar kan sekitar 30 tahunan. Dia salah seorang guru yang mengajar disalah
satu SM sw di kota ini. Wanita ini simple, diam namun pasti. Dia
berperawakan cantik, namun cerewat,
bahkan kejam. Cukup banyak dari siswa siswi SMA tersebut yang mulai membenci
nya berawal dari sebuah keperhatian wanita ini. Aku tak tau, mana yang benar
maupun mana yang salah. Tapi jujur, feeling ku mengatakan itu lah salah satu
bentuk keperhatian wanita itu kepada kami, siswa siwi yang di didik nya. Dia
biisa dikatakan cukup ribut dengan hal hal yang dianggap paling disepelekan.
Dialah guru yang paling peduli. Bahkan lebih.
Wanita itu baru saja menikah dengan seorang pria yang saya
tak tahu apa jelas pekerjaannya, yang pasti dia seorang pria yang bias
menghasilkan uang. Wanita ini bijak, bijak dalam perkataan dan perbuatan. Ah!
Bagiku dia memang sosok ibu yang baik.
Jujur saja, pengalaman saya semenjak hamper 3 tahun di
sekolah ini, berawal dari kelas 10. Aku punya teman, dia anak lelaki yang cukup
nakal. Sulit untuk diatur. Tapi justru wanita inilah yang terlalu respect
dengan keadaannya. Sebenarnya maksud wanita ini baik, dia tak mau melihat ada
salah satu dari siswanya yang dengan mudahnya santai tanpa mempeerdulikan biaya
yang setiap harinya dikeluarkan. Dia bahkan bias bercerita mengenai masa
lalunya, kehidupan jaman sekarang menghabiskan waktu berkisar 45 menita demi
mendidik watak watak anak muda sekarang yang sangat sulit menerima didikan.
Banyak dari antara kita, anak muda yang tak permah
memikirkan, bagaimana sulitnya mencari uang, bagaimana rasanya jika tak
dihargai. Banyak jiwa jiwa muda sekarang yang harus nya perlu didikan yang
tajam. Namun, sangat di sayangkan, jiwa muda sekarang menganggap bahwa didikan
wanita itu ialah salah satu bentuk terlalu open, terlalu urus, menganggap terlalu berlebihan. Dan sejak saat mereka
melihat cara wanita ini yang cukup sangat membedakan dengan guru guru lain,
banyak siswa mulai mencap wanita ini, menghinanya diluaran sana.
Kita ambil sebuah contoh. Seorang guru memberikan kepada
siswanya sebuah tugas. Intinya tugas itu kan harus/ wajib diselesaikan siswa,
sebab, jika siswa tersebut tak acuh, maka nilai nya akan kosong dibagian
tersebut. Asingny, wanita ini selalu meminta minta bahkan bagai seoarng
rentenir. Ia akan terus meminta tugas itu sampai siswa itu baru boleh
mendapatkanm nilai. Logikanya, benar!! Darimana guru tersebut akan membuat
nilai kalau tidak dari hasil yang kita capai? Mustahil diberi nilai 90
sementara perbutan 20. Itu mustahil. Tapi itulah. Inilah jiwa muda jaman
sekarang yang emang sangat sulit dibina, merekan bahkan tak mau tahu,
bagaiamana mencangkul ditengah terik matahari. Seharusnya mereka sadar. Dan aku
mulai ter inspirasi dengan wanita ini. Dengan setiap kata kata bijak yang ia
keluarkan. Dengan kata kata yang selalu menjadi pendorong buat masa depan ku.
Karena aku sadar, aku siapa dan aku anak siapa, itu yang membuat aku
terinspirasi dengan kebijakan wanita ini.